Kini, internet makin menjadi tren dengan hadirnya web 2.0, model internet yang memungkinkan orang membuat kontennya sendiri lalu membaginya dengan orang lain. MySpace, Bebo, dan Friendster hanya tiga dari sekian banyak contoh situs sukses yang menerapkan prinsip web 2.0.
Situs-situs sukses tersebut melengkapi diri dengan perangkat yang memudahkan anggotannya untuk memposting apa saja—teks, foto, musik, dan video—di akun mereka. Artinya, mereka tidak sekadar menjual jasa jaringan sosial (social networking), tapi juga menciptakan tren online baru.
Situs web 2.0 yang kini dianggap paling sukses adalah MySpace. Lahir pada tahun 2003, situs ini menjadi populer karena adanya fitur musik di sana. Beberapa artis pendatang baru, seperti Lily Allen dan Arctic Monkeys contohnya, bahkan memulai kariernya di dunia hiburan dari situs ini. Jadi, jangan heran jika kini banyak penyanyi atau band baru yang getol memromosikan diri di berbagai situs jaringan sosial.
Jeli melihat peluang, Rupert Murdoch, si empunya News Corp., kemudian membeli MySpace dengan nilai 580 juta USD.
Berkaca pada kesuksesan MySpace, Bebo ikut-ikutan menambah fitur musik di situsnya. Dalam waktu enam minggu saja sejak dirilis, ada sekitar 100 ribu band yang mendaftarkan diri di situs tersebut. Selain musik, fitur video juga makin menjadi tren.
Yang terjadi pada MySpace juga terjadi pada beberapa situs lain yang sejenis. Contohnya adalah situs jaringan sosial Club Penguin yang dibeli Walt Disney, Orkut yang dibeli oleh Google, dan situs Shelfari yang dibeli oleh Amazon. Tahun lalu, Yahoo sempat menawar Facebook senilai 1 milyar USD, tapi ditolak oleh pendiri sekaligus CEO-nya, Mark Zuckerberg.
Dari segi revenue, situs jaringan sosial memang luar biasa menghasilkan. Ning misalnya, layanan online yang mempersilakan penggunanya membuat konten sendiri secara gratis, telah berhasil mengumpulkan 40 juta USD. Salah satu pelopornya adalah Mac Andreessen, yang tak lain adalah pendiri Netscape.
Senator Barack Obama yang pernah bersekolah di Indonesia juga punya situs web 2.0 sendiri, yang dibuat untuk kampanye presidennya. Namanya My.BarackObama.com. Playboy pun tertarik pada bisnis ini. Mereka bahkan telah mengemukakan rencananya merilis jaringan sosial bertajuk Playboy U bagi mahasiswa berumur 18 tahun ke atas. Fitur-fiturnya dikabarkan idem dengan Facebook.
Tak hanya mereka, ternyata Cisco juga berminat terjun ke bisnis situs jaringan sosial. Rencananya, mereka bakal membeli Tribe.net untuk menyatukan klien-klien korporatnya secara online.
Karena makin banyaknya situs jaringan sosial di luar sana, ada tantangan tersendiri bagi para pemain di industri ini—bagaimana caranya membuat pengguna mau bergabung dengan situs mereka yang anggotanya masih sedikit. Sekalipun si empunya situs sudah cukup beken, belum tentu mereka bisa langsung sukses. Nike misalnya, yang situs komunitas bola Joga.com-nya didesain oleh Google, kurang sukses menarik pengunjung.
Tantangan lainnya adalah bagaimana membujuk pengguna yang sudah bergabung dengan situs lain untuk mengakses situs mereka, untuk bergabung dengan komunitas online yang baru. Nah, untuk mengatasi masalah ini, beberapa firma kemudian membuat standar yang disebut OpenID yang memungkinkan pengunjung mentransfer informasi profilnya antarsitus jaringan sosial. Pasalnya, salah satu alasan calon pengguna malas bergabung dengan situs baru adalah karena mereka malas mengisi ulang data-datanya.
Situs Jaringan Sosial Lokal
Bagaimana dengan situs lokal? Di Indonesia, tidak sedikit situs web 2.0 yang memiliki anggotanya cukup banyak. Sebut saja FUPEI, Temanster, dan Sohib.
FUPEI bisa dibilang sebagai yang paling populer. Singkatan dari Friends Uniting Program Especially Indonesian, FUPEI dirikan bulan Mei 2004 oleh Sanny Gaddafi, seorang alumni Universitas Bina Nusantara. Lahirnya dipicu oleh popularitas Friendster pada tahun 2004.
Pemilik akun FUPEI biasa disebut Fupeis. Anggotanya tidak hanya datang dari Indonesia, tapi juga dari mancanegara seperti Jerman, Belanda, Inggris, dan Malaysia. Fasilitas yang disediakan cukup komplet, seperti album foto, pemutar musik dan video, kartu elektronik, game flash, dan fasilitas chatting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar