Minggu, 21 Oktober 2007

Bumi Terancam Hantaman Asteroid Apophis pada 2029

CianjurTECHNO (21/10) Satu asteroid yang ditemukan pada 2004, dapat menjadi ancaman bagi bumi pada 2029, kata Direktur Institut Astronomi di Rusia, Senin.
Boris Shustov pada forum internasional mengenai luar angkasa, mengemukakan bahwa asteroid Apophis, yang akan melintasi orbit bumi pada 2029 dengan jarak 27.000 kilometer, karena sesuatu hal, dapat menghantam bumi pada 2029.
Ledakannya dapat melebihi ledakan Tunguska pada 30 Juni 1908, yang merusak lahan seluas 2.150 kilometer persegi di Rusia dan merobohkan lebih dari 80 juta pohon di Kawasan Krasnoyarsk di Siberia.
Ledakan di udara yang berasal dari meteor itu kekuatannya diperkirakan antara 10 dan 20 megaton TNT, setara dengan seribu kali bom atom Hiroshima. Ledakan itu dapat menimbulkan gelombang kejut sekitar 5,0 pada Skala Richter.
Asteroid itu tampaknya tidak akan seperti cerita-cerita di film Hollywood, karena teknologi modern memungkinkan orbit asteroid itu dikoreksi dengan menggunakan sebuah satelit kecil, kata Shustov.
"Meledakkan asteroid adalah langkah yang kurang bisa diperhitungkan, dan satu pendekatan lain yang lebih hati-hati telah tersedia sekarang," katanya.
Dia mengatakan, sebuah mikrosatelit yang berisi 10 liter bahan bakar dapat memperbaiki jalur benda luar angkasa itu.
Bulan lalu, sebuah benda misterius yang diyakini sebagai meteor, jatuh ke bumi di kawasan terpencil di Peru dan mengakibatkan kawah berdiameter 30 meter dengan kedalaman enam meter. Para penduduk setempat termasuk polisi yang mengumpulkan contoh dari lokasi kejadian, mengeluh muntah-muntah dan mual.

Polisi Jepang Sewa Swasta Operasikan Cyber Patrol

CianjurTECHNO (21/10) Markas Besar Kepolisian Jepang merencanakan untuk menyewa jasa perusahaan swasta yang bergerak di bidang teknologi informasi untuk memonitor tindak kejahatanan yang terkait dengan internet pada Oktober tahun depan.
Rencana tersebut muncul berkaitan dengan minimnya kemampuan aparat kepolisian untuk menangani kejahatan di dunia maya itu yang cenderung semakin marak.
Kerja sama itu nantinya dapat mengefektifkan unit pemantauan internet atau cyber patrol terutama yang berkaitan dengan kejahatan di internet atau juga ajakan melakukan bunuh diri di internet, demikian Kyodo News di Tokyo, Jumat.
Kerja sama dengan pihak swasta tersebut dilakukan mengingat begitu besarnya kuantitas data yang ada di internet dan kecendrungan kejahatan yang semakin tinggi.
Aparat kepolisian Jepang menangani sedikitnya 4.425 tindak kejahatan melalui internet selama 2006. Angka itu meningkat 40 persen dari tahun sebelumnya.
Saat ini jajaran kepolisian di seluruh Jepang terus meneliti situs-situs di internet dengan intensif untuk mengumpulkan berbagai informasi yang terkait dengan tindak kejahatan dan upaya bunuh diri. Mengingat kecenderungan angka bunuh diri di Jepang yang tinggi. Lebih dari 32 ribu orang bunuh diri pada tahun 2006.
Kepolisian Jepang akan memilih perusahaan swasta yang memiliki keahlian mumpuni dalam mendeteksi situs-situs dan persoalan ilegal lainnya di internet. Pemilihan itu akan dilakukan melalui tender pada musim panas tahun depan.
Kepolisian menginginkan sistem teknologi yang bisa menyeleksi dengan super cepat dan secara otomatis memutuskan akses internet yang berpotensi menimbulan kejahatan di internet atau juga bekerja sama dengan pabrikan yang mengkhususkan diri pada upaya mencegah penyebaran virus di internet.
Unit patroli itu juga berharap mitranya nantinya merupakan perusahaan yang aktif dalam mengumpulkan informasi di internet, misalnya mendata situs-situs porno yang mengharuskan pembayaran bagi yang menggunakannya.
Perusahaan mitra polisi itu diharuskan melaporkan data-data yang diperolehnya ke Internet Hotline Center, badan yang khusus dibentuk untuk menerima berbagai tindakan ilegal atau informasi kejahatan di internet dari para penggunanya.
Badan itu nantinya akan meneruskan ke unit penyelidikan berbagai informasi seperti gambar-gambar porno atau transaksi keuangan yang ganjil.
"Unit itu nantinya juga akan meminta operator untuk menutup situs yang menyebarkan informasi untuk melakukan bunuh diri," ujar pejabat kepolisian itu.

Sabtu, 20 Oktober 2007

SUN Terus Dukung Open Source

CianjurTECHNO (20/10) Sun Microsystems mendayagunakan teknologi open source yang dimilikinya untuk memfasilitasi komunitas open source baik di global maupun di Indonesia. Perkembangan open source di dunia dan di Indonesia terbukti dapat mendorong lahirnya inovasi dan teknologi baru yang sangat bermanfaat bagi setiap negara.

Sejak lahirnya teknologi open source di dunia Informasi & Teknologi, Sun telah menyediakan berbagai platform teknologi yang dapat digunakan oleh komunitas open source seperti teknologi Java. Kehadiran teknologi Java menghasilkan perputaran ekonomi yang telah mencapai USD100 milyar pada tahun 2005. Di seluruh dunia terdapat sekitar 4,5 juta pengembang Java, 1 milyar Java card, 700 juta Java-powered personal computer, 708 juta Java-powered phone dan 2,5 milyar perangkat teknologi berbasis Java.

Sebagai kontributor terbesar untuk komunitas open source, Sun berbeda dengan vendor teknologi lain yang mengunci komunitas dengan model-model lisensi yang mahal. Sun telah membuka baris kode dari sistem operasi paling canggih di industri saat ini – Solaris 10 yang tersedia melalui OSI (Open Source Initiative) dan diakui oleh Common Development and Distribution Licence (CDDL). Hingga tahun 2007 telah terdapat lebih dari 7.1 juta lisensi Solaris 10 yang telah didistribusikan. Secara global, OpenSolaris memiliki lebih dari 18.000 anggota, 30 proyek penting komunitas, 25 user group di seluruh dunia, 250 kode yang didistribusikan dan 27.500 download.

Selain itu Sun telah meng-opensourcekan platform Java dan merilis baris kode di bawah lisensi GNU General Public License versi dua (GPLv2). Menurut laporan UNU-Merit untuk Komisi Eropa Economic impact of FLOSS on innovation and competitiveness of the EU ICT sector bulan Januari 2007, Sun menempati urutan pertama dalam kontribusi bagi Linux yaitu sebesar USD404 juta.

“Sun memiliki komitmen penuh untuk saling berbagi, mengembangkan open source, mensosialisasikan standar terbuka serta memperkecil kesenjangan teknologi. Kami memberdayagunakan komunitas open source melalui filosofi saling berbagi, kolaborasi, dan inovasi terbuka yang sejalan dengan The Participation Age (Era Semua Pihak Berpartisipasi) dari Sun. Hal ini mendorong komunitas open source untuk berkompetisi di dunia global dalam menciptakan inovasi baru yang dapat dinikmati oleh semua orang,” kata Wibisono Gumulya, Presiden Direktur PT Sun Microsystems Indonesia, di Jakarta kemarin malam.

Wibisono menambahkan bahwa Sun melihat minat yang begitu besar di kalangan komunitas open source Indonesia, terutama dalam penggunaan teknologi open source. Kontribusi terhadap komunitas ini adalah bentuk komitmen Sun dalam The Partipation Age. "Hal tersebut juga memperkokoh posisi Sun sebagai kontributor terbesar bagi komunitas open source,” tandasnya.

Komunitas open source yang didukung Sun di Indonesia antara lain OpenSolaris User Group (OSUG), Java User Group dan komunitas Netbeans. OSUG dibentuk pada bulan Maret 2006 sebagai community-based support dan komunitas mailing list untuk pengguna OpenSolaris, Sun OS/Solaris Family, dan semua distribusi open source yang berbasis OpenSolaris. Bertujuan untuk menyediakan wadah dalam berbagi ilmu dan update teknologi terkini bagi setiap anggotanya. Java User Group merupakan wadah bagi komunitas Java untuk berbagi masalah dan berusaha untuk memperkuat keunggulan Java dengan dengan menjadikannya sebagai pasar teknologi sendiri. Komunitas Netbeans adalah komunitas proyek kode terbuka yang sukses dengan pengguna yang sangat luas dan terus berkembang. Sun Microsystems mendirikan proyek kode terbuka NetBeans pada bulan Juni 2000 dan terus menjadi sponsor utama.

Sun optimis bahwa konsep saling berbagi dan bekerja sama akan menghadirkan inovasi yang mendorong komunitas open source di seluruh dunia berkembang pesat

Prosesor Berbasis Intel Xeon QuadCore

CianjurTECHNO (20/10) Sun Microsystems memperkenalkan sistem komputer x64 (x86, 64-bit) quad-core pertamanya, termasuk server four-socket x64 terkecil di dunia – yang memiliki kemampuan expandability dan memproses dua kali lebih baik meskipun hanya berukuran setengah dari ukuran server pada umumnya.

Server Sun Fire X4450 dan Sun Fire X4150, didukung oleh prosesor Intel Xeon Quad-Core, dapat mengantisipasi masalah yang muncul pada datacenter dengan memberikan kinerja dan kemampuan mendukung kepadatan lalu lintas data dengan lebih baik serta pernggunaan energi yang lebih efisien dibandingkan dengan sistem komputer yang tersedia saat ini. Kedua server tersebut juga memberikan pilihan sistem operasi kepada pelanggan, yaitu Sistem Operasi Solaris (OS), Windows, Linux atau VMware, dengan fleksibilitas untuk menggunakan aplikasi dalam jangkauan yang luas.

Server Sun Fire X4450, didukung oleh prosesor Intel-Xeon Quad-Core seri 7300, merupakan sistem quad-core four-socket pertama dan satu-satunya pada sebuah 2U form factor di pasaran dari vendor-vendor utama. Server ini merupakan server four-socket x64 terbaik dalam hal kinerja, densitas serta efisiensi tenaga. Server ini menawarkan kemampuan komputasi dan kapasitas memori hingga dua kali lipat serta penghematan energi hingga 50 persen dibandingkan dengan kompetitor terdekatnya, dengan biaya energi dan pendingin yang rendah.

Server Sun Fire X4150, didukung oleh prosesor Intel Xeon Quad-Core seri 5300, merupakan sistem 1U dua socket dengan kapasitas memori, penyimpanan internal, dan konektivitas jaringan dua kali lipat dibandingkan server 1U dua socket kompetitor. Dengan kinerja tinggi, yaitu penyimpanan internal lebih dari 1 terabyte, server Sun Fire X4150 merupakan solusi yang ideal bagi database horizontal serta aplikasi disk-intensive yang lain.

“Server-server Quad-Core baru ini menawarkan kinerja terbaik dengan kemampuan densitas dan expandability yang tidak tertandingi, serta desain hemat energi yang lebih canggih dari kompetitor,” ujar John Fowler, Executive Vice President Systems Group, Sun Microsystems. “Dengan pilihan sistem operasi dan kemampuan untuk menjalankan aplikasi jaringan luas, server-server ini dapat beroperasi sebagai platform yang universal.”

“Aliansi Sun/Intel yang berusia kurang dari setahun telah membuahkan hasil, antara lain Sun Blade 6000 modular system dan server Sun Fire yang diumumkan hari ini,” kata Patrick Gelsinger, Senior Vice President dan General Manager Intel's Digital Enterprise Group. “Sun sedang memperluas sistem berbasis arsitektur Intel dengan membuat lompatan, sehubungan dengan inovasi sistem dan kreativitas engineering dengan prosesor Intel Xeon.”

Server Sun Fire X4450 dan Sun Fire X4150 terintegrasi dengan prinsip desain inovatif dalam desain chassis yang terbagi untuk densitas komputasi maksimum, kapasitas penyimpanan terbaik, sistem manajemen yang tertanam, dukungan virtualisasi built-in dan proteksi terhadap investasi. Desain chassis baru yang berfungsi maksimal untuk pendingin serta efisiensi tenaga, menawarkan efisiensi energi yang terbaik serta kinerja di dalam sebuah faktor yang kecil.

Server-server quad-core baru ini juga merupakan kelanjutan dari momentum dan perkembangan Sun x64. Sun telah menuai pertumbuhan pendapatan dari server x86 selama tujuh kuartal berturut-turut dan bulan lalu telah menembus lima besar teratas pendapatan server x86 dengan 50.9% Y/Y pertumbuhan – pertumbuhan tertinggi di antara lima vendor pemasar server x86 di dunia. (Sumber: IDC Worldwide Quarterly Server Tracker, Agustus 2007)

Early access dan beta customers seperti Eastern Michigan University dan Technical University of Munich telah mulai mencoba dan mengimplementasikan server Sun Fire X4450 dan Sun Fire X4150 pada datacenter mereka.

Ponsel & Internet Punya Peran Penting di Myanmar

CianjurTECHNO (20/10) Teknologi, selain terkadang memberikan keburukan, juga mampu mendorong sebuah gerakan politik di sebuah negara. Myanmar adalah salah satu contoh.

Lalu lintas informasi mengenai unjuk rasa menentang junta militer beberapa pekan terakhir di negeri itu dirasakan begitu cepat.

Telepon seluler dan internet dinilai memainkan peranan penting dalam maraknya gelombang protes kelompok prodemokrasi Myanmar. Hal ini terwujud dengan dapat disiarkannya satu cuplikan video setiap waktu.

Associated Press melansir, Kamis (27/9/2007), sejumlah jurnalis dari lembaga Reporters Without Borders (Reporter Tanpa Batas) yang berada di Myanmar menyebutkan rezim junta militer hanya menonaktifkan beberapa layanan telepon selular.

Sementara itu, di Oslo, Norwegia, sebuah jaringan radio dan televisi menyebut Suara Demokrasi Birma –nama lama Myanmar– berada di bagian terdepan penerimaan dan penyiaran seperti pengiriman sibernetika (cyber) melalui satelit TV dan radio gelombang pendek.

Pemimpin Redaksi stasiun televisi Aye Chan Ning –yang didirikan pada 1992 oleh mahasiswa eksil Myanmar yang telah mengirimkan gambar dan informasi tentang protes anti pemerintah– menyatakan, stasiun informasi tidak seperti 1988, ketika aksi serupa pecah dan berakhir dengan tewasnya 3000 orang.

Saat ini, lanjutnya, dunia menonton Myanmar di televisi dan sejumlah gambar tetap diselundupkan keluar Myanmar melalui internet. Sejumlah gambar dramatis masuk melalui surat elektronik (e-mail) untuk aktivis eksil dan melalui telepon genggam untuk jurnalis, yang berasal dari Myanmar namun berada di luar negeri.

Sementara masyarakat di dalam Myanmar sendiri menerima informasi melalui radio gelombang pendek.

"Saat ini, dibandingkan 1988, ada banyak teknologi baru untuk memperoleh berita tentang Birma…Orang-orang bisa mengambil gambar dan video untuk mengetahui apa yang terjadi. Ini sesuatu yang luar biasa untuk Birma yang merupakan negara yang sangat miskin," ungkap Vincent Brossel, Direktur desk Asia Reporters Without Borders.

"Teknologi adalah senjata yang sangat berguna yang bisa anda gunakan dalam kondisi seperti perjuangan untuk perdamaian," tambah Vincent.

Sementara itu, menurut Aung Zaw, redaktur Majalah Irrawady di Thailand, "pada 1988, sekali dalam beberapa minggu, bahkan beberapa bulan untuk memperoleh gambar. Sekarang menjadi sangat cepat."

"Dunia tidak tahu di mana Birma berada. Sekarang mereka melihat gambar mengenai situasi dan ingin tahu lebih banyak. Sebuah perbedaan besar dari 1988," katanya.

Selain lalu lintas informasi ke luar Myanmar, menurut Aung Din, Direktur Kebijakan bersama Kampanye Amerika Serikat (AS) untuk Myanmar di Washington DC, komunikasi di dalam negeri juga sangat penting.

"Mahasiswa menggunakan telepon selular untuk mengirimkan sms antara satu sama lainnya guna berbagi informasi," tegas Aung sambil menyebutkan pesan yang berseliweran di antara aktivis itu digunakan untuk merencanakan dan melakukan demonstrasi serta memberitahu di mana tentara pemerintah berada

Satpam Malu, Pengemis Cuma Mau Ganti SIM Card

CianjurTECHNO (20/10) Ini merupakan kejadian nyata, sebuah toko ponsel di Pakistan menerima malu yang amat sangat dari seorang pengemis yang akan berusaha memasuki toko yang terletak di pusat kota tersebut.

Pengemis memang sering mendapat perlakuan tidak menyenangkan. Bahkan sering dicurigai saat memasuki toko atau pusat perbelanjaan. Hal yang sama juga dialami seorang pengemis di Pakistan saat ingin memasuki toko ponsel.

Ketika ia ingin memasuki toko tersebut, lengkap dengan pakaian resmi mengemis, ia diberhentikan oleh satpam toko tepat di depan pintu masuk. Sang satpam menganggap ia hanya ingin mengemis di dalam toko sehingga ia diusir dan diperlakukan dengan kasar.

Apa dikata, dilansir melalui Cellular News, Rabu (10/10/2007), malu yang tidak terhindarkan di alami staf toko dan satpam saat sang pengemis mengatakan bahwa ia tidak ingin mengemis melainkan hanya ingin mengganti SIM Card di dalam ponselnya yang kemudian ia tunjukkan dengan muka penuh marah.

Ini bisa menjadi pelajaran bahwa jaman sekarang, seorang pengemis sekalipun juga merupakan manusia yang butuh komunikasi.

Dilarang Jual Musik di Pakistan

CianjurTECHNO (20/10) Setidaknya 15 toko ponsel di sebuah plaza di Pakistan berhasil diledakkan oleh sekelompok teroris di Pakistan. Kejadian ini berlangsung Selasa malam (18/10).

Dilansir Cellular News melalui harian nasional Pakistan, Dawn, Jumat (19/10/2007), ledakan di Plaza Inayat Kallay Bazaar ini meruntuhkan 15 toko ponsel dan 25 toko lainnya rusak berat. Untungnya tidak ada korban jiwa yang tewas akibat aksi bom ini.

Seorang pemilik toko mengatakan bahwa sebelumnya mereka telah menerima beberapa surat teguran yang dikirimkan oleh kelompok teroris tersebut agar tidak lagi menjual ponsel yang telah diisi dengan rington musik. Hal tersebut dianggap tidak mungkin karena ponsel dengan rington musik sangat digemari oleh sebagian besar masyarakat Pakistan. Untuk menyiasati hal ini para pemilik toko ponsel mengganti rington tersebut dengan lagu-lagu bertema jihad. Namun tetap saja hal tersebut tidak membuat para teroris merasa puas.

Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas insiden ini. Namun banyak yang memprediksi bahwa pemboman ini dilakukan oleh militan Taliban dan para simpatisannya. Awal tahun ini pun, pihak militan pernah menyerang beberapa unit toko yang menjual CD ataupun kaset dan toko yang memutar musik di tempat-tempat umum

Intelijen Inggris Cari Staf via Cyberspace

CianjurTECHNO (20/10) Badan intelejen Inggris melayangkan iklan pencarian staf melalui video game online. Hal ini dilakukan untuk menyaring staf intelijen yang mengerti teknologi.

Government Communication Headquarter (GHCQ), memasang iklan pencarian staf mata-mata pada sebuah game online bernama 'Splinter Cell". Ketika permainan tersebut dimulai, ditengah permainan akan muncul teks "Careers in British Inteeligence". Iklan rekrutmen tersebut disinyalir telah berlangsung sejak awal Oktober. Iklan ini hasil kerja sama GCHQ, TMP worldwide sebagai perusahaan perekrut dan Microsoft sebagai perusahaan pemilik game Splinter Cell.

Dilansir melalui Fox News, Jumat (19/10/2007), selain Spilnter Cell, iklan rekrutmen juga akan muncul di beberaper permainan online lain seperti Need for Speed Carbon dan Enemy Teritory: Quake Wars. Namun tidak sembarang pemain yang mendapatkan akses khusus untuk melihat iklan tersebut karena rekrutmen milik GCHQ hanya akan muncul pada perangkat komputer dan Xbox yang dimainkan oleh orang-orang di wilayah kekuasaan Ratu Elizabeth itu.

Saat ini GCHQ memiliki memiliki total 5000 karyawan yang bermarkas di kantor high tech mereka di Cheltenham, Inggris bagian barat.

Rabu, 17 Oktober 2007

Karir Bidang TI Tak Diminati Remaja

CianjurTECHNO (17/10)Ternyata pekerjaan di bidang Teknologi Informasi (TI) tidak pernah menjadi daftar cita-cita para remaja di Inggris, negara dengan pekerja TI terbanyak di dunia.

Setidaknya demikian menurut studi yang digagas oleh Insitutution of Engineering and Technology (IET) kepada sekitar 700 pelajar remaja berumur 13 - 15 tahun di Inggris.

Hasil studi mengungkapkan, engineering dan teknologi gagal menempati 10 besar pekerjaan yang paling diminati untuk para remaja. Pilihan teratas bagi mereka adalah pekerjaan di bidang hukum, guru dan atlet professional.

"Saya berharap hasilnya dapat menunjukkan peningkatan ketertarikan positif terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan matematika serta ketertarikan karir yang menyangkut bidang tersebut," sebut Jan Stapleton, kepala pendidikan untuk siswa umur 5 hingga 19 tahun di IET, seperti dikutip CianjurTECHNO dari Vnunet, Selasa (15/10/2007)

Namun hasil yang ditemukan studi tersebut tidak sesuai dengan harapan. Sementara menurutnya di lain sisi, TI dan engineering merupakan sumber perputaran ekonomi terbesar di Inggris. "Hal tersebutlah yang mungkin harus disosialisasikan ke mereka sehingga dapat membuat para remaja tertarik," tandas Stapleton

Selasa, 16 Oktober 2007

Ponsel Bisa Membahayakan Kesehatan Anak-Anak

Cianjur TECHNO (16/10) Profesor Kjell Mild dari Universitas Orbero Swedia menyatakan bahwa anak-anak lebih berisiko ketika mereka menggunakan ponsel karena tengkorak mereka lebih tipis. Menurut dia, menggunakan ponsel lebih dari 10 tahun bisa meningkatkan risiko terkena kanker otak, dan tengkorak yang tipis berdampak mengembangkan dampak sistem ketakutan yang membuat anak secara partikular menjadi rentan terkena tumor.

“Saya menemukannya bahwa itu merupakan sesuatu yang aneh, banyak perwakilan kantor yang menyatakan tidak ada dampak. Ada indikasi kuat bahwa sesuatu akan terjadi setelah 10 tahun,” kata Mild seperti dikutip Britains Telegraph.

Dalam studinya, dia mengungkapkan bahwa 10 tahun merupakan waktu yang cukup bagi kanker untuk berkembang. Hanya satu bulan sebelum Mild melansir hasil penelitiannya, secara terpisah penelitian lainnya yang dilakukan oleh pemerintah dan industri perusahaan ponsel menemukan bahwa hanya ada efek pingsan atas penggunaan dalam jangka waktu lama ponsel, yang bisa menyebabkan kanker otak itu. Sekarang program Mobile Telecommunications and Health Research dituding telah gagal menginvestigasi efek dari ponsel terkait dengan tumor dalam periode minimal 10 tahun ke atas.

Kartu Prabayar Dominasi Pasar Telekomunikasi Asia

Cianjur TECHNO (16/10) Hasil riset IDC menunjukkan bahwa total revenue telekomunikasi di negara membangun di Asia mencapai USD3,1 miliar. Angka ini meningkat 72,9 persen dari tahun 2006 lalu.

Dikutip melalui Cellular News, Sabtu (15/10/2007), data ini mencakup empat negara berkembang di Asia yaitu Bangladesh, Pakistan, Sri Lanka dan Vietnam. Keempat negara tersebut pun mencatat jumlah pelanggan telekomunikasi yang sebanyak 118,5 persen atau 89,3 juta selama beberapa tahun ini.

Walaupun penetrasi mobile masih sangat kecil di empat negara ini, di bawah 30 persen, tapi pada tahun 2006 pendapatan layanan suara meningkat 66,4 persen sedangkan layanan non voice meningkat 103,6 persen, bahkan memberikan kontribusi sebesar 20,5 persen dari total pendapatan telekomunikasi.

Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya penggunaan kartu prepaid yang mendominasi sekira 95 persen dari total keseluruhan jumlah pelanggan. Pelanggan prepaid di empat negara tersebut meningkat 124,8 persen sedangkan pelanggan non prepaid hanya meningkat sekira 42,6 persen saja.

Para pelanggan lebih suka menggunakan kartu prabayar ketimbang post paid dikarenakan kemudahan dalam mengontrol budget layanan seluler.

Coming Next, Mobile Firefox

Cianjur TECHNO (16/10) Mozilla akan menelurkan mobile browser versi baru yang memungkinkan para pengguna Firefox browser dapat menggunakannya dalam sebuah telepon genggam.

Menurut PC World, Sabtu (13/10/2007), Mozilla saat ini telah menyewa jasa dua developer untuk mengimplementasikan proyek pengadaan Mobile Firefox dalam kurun waktu satu sampai dua tahun ke depan. Semangat Mozilla didasari oleh antusiasme pengguna perangkat mobile saat iPhone diluncurkan.

"Minat pengguna untuk mendapatkan pengalaman mobile browsing pada perangkat mobile sangat kentara, apalagi saat mereka berbondong-bondong menanti iPhone," ujar Vice President of Engineering Mozilla, Mike Schroepfer.

Nantinya perangkat ini akan dikembangkan melalui Mozilla2, versi kedua dari platform Firefox yang akan dilengkapi dengan software mobile devices. Mozilla diprediksi akan mendapatkan persaingan ketat dengan Microsoft dan Apple yang memiliki aplikasi mobile browser yang terintegrasi pada sistem operasi mereka sendiri.

Mozilla juga akan melibatkan beberapa perusahaan lain di antaranya Arm Ltd., dan MontaVista Software yang sedang mengembangkan platform Linux Open Source untuk sebuah perangkat yang lebih besar dari ponsel tapi lebih kecil dari laptop. Bahkan Mozilla telah menjalin kerja sama dengan Nokia yang menempatkan mobile browser tersebut pada perangkat N800.

Senin, 15 Oktober 2007

Lebih Fresh Berkat Teknologi

CIANJUR TECHNO (15/10) Bagi sebagian besar masyarakat perkotaan, akhir pekan tidak selalu diisi dengan kegiatan santai di rumah. Waktu libur ini seringkali dimanfaatkan juga untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari di hipermarket yang ada di mal-mal besar.

Bahkan jika dicermati lagi, lorong-lorong hipermarket selalu saja disesaki pembeli berikut shopping cartnya yang penuh oleh bermacam-macam barang. Dari peralatan elektronik, perkakas rumah tangga, sampai bahan makanan. Yang terakhir disebut ini adalah kebutuhan pokok yang harus selalu tersedia di rumah. Terlebih jika memiliki banyak anggota keluarga dengan kebutuhan yang berbeda.

Begitu banyak dan beragamnya bahan makanan seringkali membuat bingung pada saat penyimpanan. Memang sih ada lemari es, tapi apakah cukup untuk menyimpan seluruh belanjaan tersebut? Apakah bisa menjamin kesegaran susu cair, buah, sayur, ikan dan daging dalam waktu lama? Belum lagi jika aroma bahan makanan tersebut saling tercampur. Bisa gagal menyajikan makanan sedap dan sehat untuk keluarga.

Fungsi lemari es memang untuk menyimpan bahan makanan sekaligus menjaga kesegarannya sehigga tahan lama. Namun, karena pintu lemari es sering dibuka tutup maka bakteri dapat masuk dan menempel pada makanan. Nah inilah yang menyebabkan perubahan pada aroma, rasa dan bahkan bentuk dari bahan makanan.

Untungnya, sudah ada teknologi yang menghasilkan partikel atau ion yang dapat mengenyahkan bakteri penyebab bau dan penyakit. Teknologi ini disebut Silver Nano dan sudah digunakan pada beberapa produk lemari es Samsung, salah satunya lemari es Quatro Side by Side yang memiliki 4 kompartemen.

Selain teknologinya yang ramah lingkungan tersebut, yang menjadi berita baik bagi para ibu rumah tangga adalah bahwa lemari es ini juga dilengkapi dengan Quatrocooling system, yaitu sistem pengaturan pendinginan terpisah untuk masing-masing kompartemen. Setiap kompartemen tersebut juga memiliki fan dan evaporator yang terpisah. Dengan kompartemen yang terpisah seperti ini, tentu tidak ada lagi aroma yang saling tercampur, sehingga bahan makanan tetap higienis.

Uniknya lagi, jika lemari es yang lain hanya menjaga kelembaban hingga 17 %, lemari es ini mampu menjaga kelembaban 4 kali lebih baik, yaitu hingga 72% sehingga makanan, terutama buah dan sayur tetap segar. Gizi makanan lebih terjaga, keluarga pun lebih sehat dan berkualitas.

Menyimpan bahan makanan dalam jumlah banyak? Tidak soal. Lemari es Quatro Side by Side memiliki kapasitas 375 liter pada freezer dan 506 liter pada fridge. Sangat cukup untuk menyimpan bahan makanan untuk keluarga besar. Desainnya yang elegan pun akan membuat dapur menjadi lebih enak dipandang.

Jadi, apapun dan berapapun jumlah belanjaan Anda, simpan saja di lemari es!

CDMA dan GSM dalam Satu Ponsel

CIANJUR TECHNO (15/10) Sekitar 15 tahun ke belakang, telepon seluler atau ponsel masih menjadi barang mahal, bahkan dianggap dapat mewakili status sosial pemiliknya. Sekarang? Sudah tidak aneh lagi melihat orang menggunakan ponsel di kendaraan, bahkan di pinggir jalan sekalipun.

Pengguna ponsel pun semakin majemuk dan berasal dari beragam latar belakang, tidak lagi didominasi oleh mereka yang bermobil dan berkantor di gedung-gedung bertingkat seperti dulu. Mulai dari pekerja kantoran, ibu rumah tangga hingga pelajar, dari orang dewasa hingga anak-anak, sekarang sudah banyak yang menenteng ponsel kemana-mana.

Sudah sedemikian tingginya kebutuhan berkomunikasi, hingga seringkali seseorang membutuhkan tidak hanya satu melainkan dua, bahkan mungkin tiga nomor SIM CARD dari jenis operator seluler yang berbeda, yaitu CDMA dan GSM. Konsekuensinya, ia harus siap membawa dua jenis ponsel yang berbeda pula. Tentu ini menjadi tidak praktis dan merepotkan, bukan?

Sebenarnya, sekitar 3 tahun yang lalu, sudah ditemukan solusi bagi pengguna ponsel yang memiliki lebih dari satu jenis nomor SIM CARD ini. Mereka dapat menggunakan ponsel jenis dual mode, yang memungkinkan penggunaan dua nomor SIM CARD yang berbeda pada satu ponsel. Namun pada saat itu jenis ponsel tersebut belum masuk ke Indonesia dan masih sederhana.

Jika Anda termasuk mereka yang membutuhkan ponsel dual mode ini, Anda tidak perlu berlama-lama menunggu. Karena sejak akhir tahun lalu, Samsung telah menghadirkan ponsel dual mode tipe SCH-W569 dalam program paket dengan salah satu operator seluler. Lebih memahami kebutuhan Anda, di awal tahun ini, Samsung juga telah menghadirkan jenis ponsel dual mode lain yang tidak dipasarkan dalam program paket, yaitu SCH-W579 2 ON phone .

Selain praktis karena baik nomor CDMA dan GSM Anda aktif dua-duanya, SCH-W579 juga memiliki keistimewaan yang lain. Diantaranya rotating camera yang dapat membuat Anda lebih leluasa mengabadikan momen penting, touch screen yang memudahkan Anda pada saat mengoperasikan ponsel dan MP3 player untuk Anda yang gemar mendengarkan musik. Mobilitas Anda juga tidak akan terganggu karena SCH-W579 dilengkapi bluetooth handsfree. Fitur lainnya adalah external memory dan video chatting * serta kemampuan high speed data modem (CDMA 2000-1X).

Jadi, kenapa masih repot menenteng dua ponsel kalau satu saja sudah cukup.

Minggu, 14 Oktober 2007

Pilih Perangkat GPS buat Mudik


Apa Anda berencana untuk mudik pada liburan Lebaran tahun ini? Kalau ya, selain mengandalkan peta jalur mudik, Anda juga bisa mengharapkan bantuan dari perangkat navigasi berbasis GPS.

Di pasaran, sudah banyak ragam perangkat GPS keluaran berbagai vendor yang dipampang. Untuk mulai bernavigasi, ada tiga hal yang Anda butuhkan—satelit, perangkat penerima sinyal GPS (GPS receiver), dan peta digital. Soal satelit tak perlu Anda pikirkan. Yang mesti Anda beli dan pilih sesuai kebutuhan adalah perangkat GPS (receiver) dan petanya.

Khusus untuk perangkat penerima sinyal, kini tidak sedikit ponsel atau PDA yang telah dilengkapi dengan teknologi GPS. Banyak orang memilih handset lantaran sifat praktisnya—bisa dipakai untuk bernavigasi sekaligus berkomunikasi. Bingung ingin memilih perangkat GPS untuk bekal mudik? Silakan simak review PCplus berikut ini.


Nokia 6110 Navigator


Harga baru: Rp3.975.000,-

Inilah ponsel GPS terbaru dari Nokia. Dibalut desain sliding, penampilannya enak dilihat. Navigator beroperasi di jaringan quadband GSM/3G/HSDPA. Dengan layar TFT 16 juta warna 2,2 inci, ia dipasangi fitur kamera 2 megapiksel dan VGA, Symbian OS v9.2 S60, radio FM, dan slot microSD. Fitur paling menonjol dalam ponsel ini adalah mode 3D GPS-nya. Nokia bahkan menyediakan tombol khusus untuk akses ke fitur tersebut.

Sebagai informasi, Nokia telah menyediakan peta Jakarta dalam kartu

memori yang terselip di slotnya. Untuk mendapatkan peta kota-kota lainnya di seluruh dunia, Anda bisa membeli secara online melalui Nokia Map Manager. Perangkat ini bisa dipasang di mobil. Sayang, peta yang ditampilkan di layar terlihat kurang jelas jika dilihat sembari menyetir. Peta ini juga tidak bisa ditayangkan dalam mode

landscape, dan agak sulit dikontrol karena tidak ada fungsi layar sentuh di handset ini.


Dopod P800w


Harga bekas: Rp5.000.000,-


Dopod P800w sangat serius dengan fitur GPS-nya, sampai-sampai aksesori khusus untuk keperluan tersebut telah dibundel dalam paket penjualannya, yakni Gooseneck Suction Mount (alat untuk mema jangnya di kaca mobil). Selain mengandalkan chipset GPS SiRF Star III sebagai otaknya, Dopod P800w juga dilengkapi dengan aplikasi QuickGPS dan MapKing R12 yang berisi peta Jakarta. Dengan perangkat ini, Anda bisa merancang rute perjalanan, mencari jalan terdekat, hingga memperkirakan waktu tempuh baik dengan berkendara maupun jalan berkaki.

Selain mengusung fungsi GPS, handset yang bisa digunakan untuk berkomunikasi di jaringan quadband GSM ini juga menampilkan fitur layar sentuh TFT 65 ribu warna 2,8 inci, kamera 2 megapiksel (di hasil fotonya bisa ditambahkan koordinat lokasi oleh GPS receiver), WiFi 80.11b/g, Windows Mobile 5.0, 64MB RAM, 128MB ROM, dan slot microSD.



HP iPAQ hw6965


Harga baru: Rp5.000.000,-


Seperti lazimnya ponsel PDA, iPAQ hw6965 dilengkapi dengan fitur komplet seperti keyboard QWERTY, quadband GSM, prosesor Intel PXA270 416MHz, WiFi 802.11b, kamera 1,3 megapiksel, Windows Mobile, 64MB RAM, 45MB ROM, slot miniSD, dan fungsi radio FM.


Keunggulan lain yang menonjol dari hw6965 adalah fungsi GPS-nya. Didukung chipset Global Locate yang bisa terkoneksi dengan satelit GPS secara cepat, pengguna dijamin bisa bernavigasi dengan mudah di manapun mereka berada. Perangkat ini dapat digunakan berbarengan dengan fungsi nirkabel lainnya—seperti GSM atau Bluetooth—tanpa saling mengganggu. Dalam paket penjualannya, HP telah menyertakan pula aplikasi MapKing dengan peta Jakarta.


Untuk mengetahui satelit mana saja yang sedang terkoneksi dengan si iPAQ, Anda bisa memanfaatkan aplikasi GPS Viewer. Anda juga bisa memantau kekuatan sinyal tiap satelit dan data posisi secara real-time.



Eten Glofiish M700


Harga baru: Rp6.350.000,-


Ponsel PDA ini terbilang istimewa karena punya keyboard QWERTY model geser, desain paling ideal yang tidak perlu mengorbankan ukuran layar. Jadi selain mencolok layar sentuhnya (dengan stylus atau jari), Anda juga bisa melakukan input lewat keyboard ini.


Glofiish M700 mengadopsi dua chipset GPS sekaligus, yakni SiRF Star III dan SiRF Instant Fix (Ephemeris Extension). Sayang, Eten tidak menyertakan peta digital dalam paket penjualannya. Sebagai gantinya, disediakan aplikasi GPS Viewer yang bisa dimanfaatkan untuk me

ngecek koordinat lokasi, memperbarui data satelit secara teratur.


Selain GPS, perangkat ini dilengkapi dengan fitur quadband GSM, prosesor Samsung S3C2440 400MHz, 128MB ROM, 64MB RAM, slot microSD, WiFi 802.11b/g, Windows Mobile 5.0, radio FM, dan kamera 2 megapiksel.

Hubungkan TV pada PC dengan Component Video

Dukungan menggunakan dua monitor secara sekaligus sudah cukup lama menjadi standar pada kartu grafis untuk PC. Di samping monitor, TV merupakan salah satu perangkat yang bisa dijadikan alternatif alat penampil. Untuk harga yang sama, umumnya TV akan menawarkan layar yang lebih besar dibandingkan monitor. Ketika PC memutar DVD-Video, layar yang lebih lebar ini bisa dimanfaatkan. Interface yang belakangan mulai banyak tersedia pada kartu grafis adalah Component Video. Berikut PCplus akan menunjukkan cara menghubungkan TV pada PC menggunakan Component Video.

Menghubungkan TV pada PC tepatnya pada kartu grafis bisa dilakukan dengan beberapa cara. Tiga di antaranya adalah dengan memanfaatkan interface Composite Video, S-Video, dan Component Video. Composite Video dan S-Video tersedia lebih dahulu pada kartu grafis, sementara Component Video belakangan menyusul.

Warna dasar untuk cahaya atau optik adalah merah, hijau, dan biru yang sering disebut dengan RGB (Red Green Blue). Salah satu cara untuk mentransmisikan informasi RGB ini adalah dengan mentransmisikan informasi mengenai luminance (gelap terang/hitam putih) dan mentransmisikan informasi mengenai chrominance (warna). Informasi mengenai chrominance berisikan informasi mengenai biru terhadap luminance dan merah terhadap luminance. Untuk informasi mengenai hijau, dikalkulasikan dari informasi-informasi di atas.

Untuk menghemat bandwidth, Composite Video mengompresi luminance(Y) dan chrominance (C) menjadi satu sinyal. S-Video memisahkan luminance dan chrominance, sementara pada Component Video, chrominance dipisahkan lagi menjadi biru terhadap luminance (B-Y) dan merah terhadap luminance (R-Y). Component Video akan mentransmisikan Y, B-Y, dan R-Y.

Dari ketiganya, Composite Video menawarkan kualitas video yang paling rendah, sementara Component Video menawarkan kualitas video paling tinggi. Selain model kompresi yang digunakan, penggabungan luminance dan chrominance pada Composite Video juga menurunkan kualitas video yang ditawarkan.

Pengaruh Kartu Suara pada Kinerja Sistem

Bagi yang sangat mementingkan kinerja sistem pada saat memainkan game 3D, selain kualitas suara, sejauh mana sebuah kartu suara membebani sistem juga merupakan faktor penentu dalam pengambilan keputusan. Pada edisi ini, PCplus akan melakukan pengujian menggunakan Audigy 2 ZS Platinum Pro dan CODEC ALC882 untuk melihat pengaruhnya pada kinerja sistem pada saat memainkan game 3D.


Game 3D merupakan salah satu software yang memanfaatkan kartu suara. Kemajuan kartu grafis membuat tampilan dari game 3D semakin mendekati kenyataan. Begitu pula dengan suara, kemajuan teknologi membuat suara yang dihasilkan game 3D semakin mendekati yang sebenarnya.

Seperti halnya dengan kartu grafis yang memiliki kemampuan berbeda, kartu suara juga memiliki kemampuan yang berbeda dalam menangani suara pada game 3D. Kemampuan berbeda ini tentunya akan memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap kinerja sistem dalam menjalankan game 3D tersebut.

Pada uji kali ini PCplus akan menguji Audigy 2 ZS Platinum Pro dan CODEC ALC882 kemudian melihat pengaruhnya terhadap kinerja sistem pada saat menjalankan game 3D dan membandingkannya.

Saat ini mungkin Anda telah memutuskan untuk menggunakan software pengolah kata yang bersifat open source. Salah satu yang terbaik adalah OOWriter yang merupakan salah satu keluarga OpenOffice.

Kabar baiknya adalah bila Anda telah terbiasa menggunakan paket "kantoran" buatan Microsoft Anda tidak akan mengalami kesulitan yang berarti. Namun demikian, mungkin ada beberapa fungsi yang berbeda dalam menjalankannya. Pada awalnya akan terasa canggung. Tetapi setelah beberapa hari menggunakannya Anda akan terbiasa dan semakin lancar. Bahkan bukan tidak mungkin Anda akan menemukan kemudahan-kemudahan dibanding saat menggunakan software lain.

Salah satu masalah saat pertama kali menggunakan OOWriter adalah adanya tampilan garis merah dikala menulis. Mungkin bagi beberapa pengguna hal ini tidak masalah, namun bagi kebanyakan pengguna hal ini dirasakan mengganggu tampilan di layar. Adakah solusinya?

Garis merah yang tampil di layar saat mengetik sebenarnya adalah fasilitas pemeriksaan ejaan kata yang disediakan OOWriter. Untuk menghilangkannya ikuti langkah-langkah berikut ini.

Klik [Tools].

Pilih [Spellcheck], pilih [AutoSpellcheck].

Pastikan bahwa tanda centang di sebelah kiri perintah [AutoSpellcheck] telah hilang.

Cara kedua yang lebih cepat dan mudah adalah dengan menekan tombol bergambar ABC bergaris bawah merah yang terletak pada toolbar di sisi kiri OOWriter. Langkah ini dilakukan untuk mengaktifkan atau menonaktifkan fasilitas AutoSpellcheck secara cepat.

Blu-Ray VS. HD DVD: Pilih yang Mana?

Saat ini, ada dua format disk optikal baru yang saling adu popularitas. Sama-sama berniat menggeser posisi DVD, mereka adalah Blu-ray Disc dan HD DVD (High-Definition Digital Versatile Disc).

Blu-ray Disc (BD) dikembangkan oleh Blu-ray Disc Association yang beranggotakan nama-nama besar seperti Apple, Dell, Hitachi, HP, JVC, LG, Mitsubishi, Panasonic, Pioneer, Samsung, Philips, Sharp, Sony, TDK, dan Thomson. Sedangkan HD DVD “hanya” dibeking oleh Toshiba, NEC, Microsoft, dan Intel.

Berdasarkan hasil penjualan, Blu-ray dikabarkan lebih laris dibandingkan HD DVD. Tentunya ini ada hubungannya dengan banyaknya vendor yang mendukung format tersebut. Sony sendirian saja telah sukses menjual PS3—yang sekaligus bisa berfungsi sebagai pemutar BD—sebanyak 5,5 juta unit pada bulan Maret 2007 lalu.

Tapi kubu HD DVD tentunya tidak tinggal diam. Tahun depan, Toshiba memastikan bakal melengkapi semua laptop-nya dengan drive HD-DVD sebagai standar. Menurut IDC, tahun lalu vendor tersebut telah menjual sekitar 9,2 juta laptop dan diprediksi mampu menjual hingga 10 juta unit pada akhir 2008 atau awal 2009. Toshiba tidak bermain solo, karena Acer juga siap menawarkan beberapa laptop lengkap dengan HD DVD.

Tak hanya vendor, studio Hollywood juga ikut-ikutan mendukung kubu tertentu. Saat ini, Blu-ray secara eksklusif dibeking oleh Columbia Pictures dan MGM (keduanya milik Sony), Walt Disney, 20th Century Fox, dan Lionsgate. Sedang HD DVD mendapat dukungan penuh dari Universal Studios dan The Weinstein Company. Tapi ada juga studio yang netral, contohnya Paramount Pictures, DreamWorks, Warner Bros, dan New Line Cinema.

Jadi, siapa yang akan memenangkan pertempuran? Ah, perang baru dimulai. Lebih baik Anda simak dulu ulasan mengenai fitur dan keunggulan dari kedua format tersebut.


Blu-Ray: Mahal Tapi Muat Lebih Banyak


Blu-ray Disc dirancang untuk menyimpan data dalam jumlah besar. Urusan merekam, atau melakukan rewrite dan playback video HD (high definiton), tak jadi masalah buatnya.


Kapasitas penyimpanannya bisa 5 hingga 6 kali lebih besar ketimbang kapasitas keping DVD tradisional. Jika satu keping DVD single layer mampu memuat data sebanyak 4,7GB, maka BD bisa menampung data hingga 25GB. Jika satu keping DVD dual layer sanggup menyimpan data sebesar 8,5GB, maka BD bisa menyimpan data hingga 50GB. Malahan, keping Blu-ray juga mendukung multi-layer disc dengan total kapasitas 100GB-200GB. Sebagai gambaran, dengan kapasitas 50GB, BD bisa memuat lebih dari 9 jam video HD, atau setara dengan 23 jam video standard definition.


Daya simpan keping Blu-ray bisa sedemikian besar karena ia mengusung teknologi yang beda dengan DVD. Sesuai namanya, BD memanfaatkan laser biru-violet untuk membaca dan menulis data, sedang DVD—idem untuk DVD±R, DVD±RW, dan DVD-RAM—memanfaatkan laser merah.


Sebagai informasi, laser biru-violet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek (405nm) dibandingkan laser merah (650nm). Dengan begitu, ia bisa menyorot objek dengan presisi lebih tinggi. Hasilnya, data bisa diikat dengan lebih ketat dan disimpan di ruang yang lebih kecil. Inilah yang membuat BD mampu menyimpan lebih banyak data meskipun ukuran disknya sama dengan CD atau DVD.


Jika Anda mau tahu, BD juga memiliki lapisan permukaan yang lebih tipis—hanya 0,1mm—dibandingkan HD-DVD yang tebalnya 0,6mm. Dengan begitu, laser bisa menembakkan data dengan lebih fokus. Meski begitu, faktor ketipisan ini mahal harganya, dan proses hard coating khusus juga dibutuhkan supaya permukaan keping menjadi tahan banting. Tujuannya untuk melindungi data dari kerusakan akibat goresan atau sidik jari.


Untuk read atau write, kecepatan minimal Blu-ray adalah 1x atau sekitar 36Mbps—jauh dari DVD yang kecepatannya hanya 10Mbps. Rencananya, kecepatan tersebut masih akan digeber hingga 8x atau 288Mbps.


Yang menyenangkan dari Blu-ray adalah kompatibilitasnya dengan format pendahulunya. Produk drive BD besutan Samsung yang pertama misalnya, bisa membaca format CD, DVD, sekaligus Blu-ray. Tapi ingat, adalah Sony yang kali pertama memroduksi drive BD pertama di dunia, tahun 2002.


Ditilik dari harganya, BD memang lebih mahal ketimbang HD DVD. Player Blu-ray yang dirilis Samsung bulan Januari lalu misalnya, serinya BD-P1200, dibandrol harga 799USD. Produk sejenis dari Sony, BDP-S300, yang digelontor pada bulan Februari dihargai sedikit lebih murah, 499USD.


HD DVD: Kapasitas Lebih Kecil Tapi Murah


HD DVD biasa disebut juga AOD (Advanced Optical Disc). Sebenarnya format ini sudah ada sebelum DVD yang dikenal sekarang ini hadir, tapi pengembangannya baru benar-benar dimulai pada tahun 2003.


Kelebihan dari keping HD DVD adalah format dasarnya yang idem dengan DVD tradisional. Ini membuatnya lebih murah ketimbang BD. Bedanya, kapasitas HD DVD jauh lebih besar, kira-kira 3 kali DVD biasa atau 15GB per layer. Jadi HD DVD single-layer bisa memuat 15GB data, sedang yang dual-layer bisa memuat hingga 30GB.


Kapasitas simpan HD DVD memang tidak sebesar Blu-ray, dan kapabilitasnya dikabarkan tidak seinteraktif Blu-ray. Tapi kekurangannya itu juga jadi kelebihannya, karena membuat harga bandrolnya lebih terjangkau.


Pada Maret 2006, pemutar HD DVD pertama dirilis di Jepang oleh Toshiba. Harganya dipatok 934USD. Sama dengan Blu-ray, ia juga bisa dipakai untuk memutar format DVD atau CD. Jika dibandingkan dengan format standard definition, tampilan high definiton 5 kali lebih detil, tampak luar biasa tajam dengan warna-warna terang menyala.


Apakah dua format canggih ini akan terus bersaing? Tentu tidak, karena beberapa vendor telah menggelontor player yang bisa memutar baik format BD maupun HD DVD. Contohnya adalah perangkat dari LG, seri BH100, yang dirilis bulan Januari lalu, dan universal combo player BD-UP5000 besutan Samsung yang dirilis pada April 2007. Dua produk itu menawarkan solusi yang cukup efektif bagi pengguna yang enggan memilih atau ingin menikmati kecanggihan dua teknologi yang berbeda dalam satu perangkat saja.

Hijrah ke Google Hosting

Seorang pemilik situs Web bisa mengalokasikan ruang server yang terpakai untuk e-mail ke Google Apps for Your Domain. Tujuannya adalah agar server situs Web bisa lebih lega dan diisi dengan file untuk kepentingan situs Web.

Kapasitas ruang di server situs Web yang terbatas bisa membuat pemilik situs Web kesulitan dalam mengatur penggunaan. Lebih sulit lagi kalau server juga harus melayani akun e-mail pemilik situs.

Tak ayal, pemilik situs Web terpaksa membatasi kuota untuk setiap akun e-mail, sekalipun pihak penyedia jasa hosting menyediakan fasilitas akun POP/IMAP tanpa batas. Mengingat akun e-mail lumayan rakus memakan ruang server, mau tak mau, otak harus diputar agar ruang server bisa dibebaskan.

ekarang ini Google telah menyediakan layanan hosting untuk para pemilik domain secara gratis, tentunya. Fasilitas yang disediakan sama dengan Gmail, termasuk dalam kapasitas penyimpanan. Dengan demikian tentu banyak yang bisa dihemat, apalagi Google menyediakan 100 alamat e-mail alias untuk setiap domain yang didaftarkan di hosting mereka.

Program hosting gratis ini memang masih tersedia dalam bentuk beta atau coba-coba, namun dengan banyak fasilitas yang ada rasanya cukup menarik untuk segera menjadi salah satu pencoba layanan yang diberi nama Google Apps for Your Domain ini.


Bagaimana kalau mau mendaftar ke Google Apps for Your Domain? Silahkan simak langkah-langkahnya berikut ini. Namun, sebelumnya pastikan akun Google ataupun Gmail sudah dimiliki. Ingat, tutorial Internet ini hanya untuk orang yang telah memiliki situs Web dan telah menyewa hosting di suatu layanan.

Berlangganan Film Televisi Lewat Internet

Julukan Internet sebagai perpustakaan terbesar di dunia mungkin agak sedikit meremehkan, karena saat ini isinya tidak hanya buku dan teks belaka. Apapun yang bisa dibuat dalam bentuk digital akan bisa ditemukan disana. Apapun.

Perkembangan teknologi juga sudah mengubah Internet dari sekedar sarana berbagi informasi para akademis menjadi pusat kehidupan masyarakat modern. Sudah tidak aneh untuk menemukan jadwal kegiatan, album foto, sampai diari pribadi di dunia maya. Sama tidak anehnya dengan menemukan kantor dan pusat bisnis yang hanya berwujud di sini.

adi sepertinya lebih tepat dikatakan sebagai gudang digital terbesar di dunia. Dan dengan semakin meningkatnya kecepatan akses Internet, dan semakin murahnya biaya akses (kecuali di beberapa negara tertentu), Internet betul-betul sudah menjadi surganya para pecinta file digital.

Terlepas dari legal atau tidaknya, saat ini sudah dimungkinkan untuk mendapatkan berbagai file multimedia seperti film, termasuk di dalamnya film seri populer yang berasal dari televisi (tentu saja jangan berharap bisa mendapatkan sinetron Indonesia di sini). Dan dengan sedikit menggabungkan beberapa teknologi digital, Anda akan bisa berlangganan film-film tersebut (dan tentu saja file-file digital lainnya) secara otomatis.

Apa itu Virtual Machine?

Dari kata-katanya kita jadi ingat judul-judul film yang menceritakan tentang sesuatu yang tampil begitu nyata namun sebenarnya merupakan bayangan belaka.

Kata "virtual" dikaitkan dengan kehadiran suatu entitas tidak secara fisik/langsung. Dalam dunia komputasi, entitas tersebut dapat berupa lingkungan yang mendukung kerja suatu perangkat lunak atau perangkat keras (fisik) yang menjadi medium kerja suatu perangkat lunak.

irtual machine semakin diperlukan karena semakin banyak aplikasi yang dibuat agar dapat berjalan di berbagai platform sistem operasi maupun platform prosesor tanpa melakukan pengubahan kode pemrograman pada aplikasi tersebut, misalnya aplikasi yang berbasis web. Belum tentu pengakses aplikasi tersebut menggunakan sistem operasi atau prosesor yang sama. Untuk itu, diperlukan suatu perangkat lunak yang mampu menyediakan simulasi perangkat keras maupun lingkungan yang diperlukan oleh perangkat lunak untuk dapat berjalan layaknya di lingkungan aslinya. Aplikasi pendukung inilah yang disebut virtual machine.

Sebagaimana diketahui, sebelum diproses (dieksekusi) oleh prosesor, baris-baris kode pemrograman diubah ke dalam bahasa mesin (yang terdiri dari deretan bilangan 0 dan 1 yang disebut bit) oleh compiler. Virtual machine adalah perangkat lunak yang mengantarai prosesor dan compiler. Tugasnya adalah mengubah kode pemrograman menjadi kode bahasa mesin yang bersifat universal bagi semua prosesor, disebut bytecode.

ada tahap selanjutnya, compiler kedua yang disebut Just in Time compiler (JIT) bertugas menerjemahkan bytecode menjadi kode bahasa mesin yang spesifik bagi sistem operasi tertentu atau merk prosesor tertentu

VAS 2.0: Layanan Bernilai Tambah Berbasis Web 2.0

Bobby kepikiran untuk mengajak Cindy menonton konser Black Eyed Peas nanti malam. Segera diraihnya ponsel untuk melancarkan ajakan mautnya kepada sahabatnya yang moody ini. Moody? Istilah ini membuat benak Bobby tiba-tiba terlintas ide untuk memeriksa mood Cindy hari ini terlebih dahulu.

Melalui ponselnya, cowok berkepala plontos ini mengakses sebuah situs yang isinya adalah gudang emoticon (ikon yang menunjukkan emosi) atau avatar dari para member-nya. Dia tahu, Cindy adalah salah seorang anggota layanan tersebut, sama dengan dirinya. Begitu login ke situs, Bobby melakukan search nama Cindy. Segera muncul nickname cewek kutu buku ini, berikut emoticon yang menunjukkan bahwa dirinya sedang stress.


Sebagai sahabat bertahun-tahun, Bobby tahu bahwa nonton konser bukan pengobat stress yang mujarab bagi Cindy. Maka di ponselnya, Bobby mengetik SMS singkat sekali: “Yuks, gw temenin blanja ke mal manapun yg loe mau”. Beberapa detik kemudian di kamar Cindy terdengar teriakan “Yuhuuu!!”.


Kemudian, tidak sampai hitungan menit, emoticon Cindy di situs tersebut sudah berubah menjadi wajah yang tersenyum lebar, berikut tulisan: “Horee, ada juga org yg ngertiin gw!”.



Proklamasi Batin


Ilustrasi tersebut akan segera menjadi kenyataan sehari-hari. Orang ingin emosinya diketahui orang lain, apalagi jika sedang bahagia. Tak heran jika fitur status di aplikasi ngobrol seperti Yahoo! Messenger banyak digunakan orang untuk memproklamasikan situasi batinnya saat itu.


Dengan peranti komunikasi, khususnya Internet, “panggung” untuk mengaktualisasikan diri makin terbuka, “audiens” yang memiliki akses untuk menonton performance kita juga makin luas, tak dibatasi jarak. Itulah mengapa situs layanan-layanan yang memungkinkan orang membina jaringan sosial dan mengisinya dengan percikan karya dan pemikiran pribadi menjadi situs yang laris. Kecenderungan itulah yang dirangkum dalam platform Web 2.0 yang mulai hot dibicarakan sejak tahun 2005.


Secara gampang, Web 2.0 adalah layanan Internet generasi kedua yang memberikan layanan-layanan yang memungkinkan penggunanya berkolaborasi dan berbagi informasi dan pengalaman. Dengan demikian, isi atau muatan situs tersebut adalah user generated content, konten yang diciptakan oleh pengguna sendiri. Situs-situs paling ramai dikunjungi orang saat ini adalah situs yang berbasis Web 2.0, seperti: Friendster, Youtube, Wikipedia, Flickr, dan lain-lain.


Dari fenomena Web 2.0 tersebut bisa disarikan beberapa kecenderungan yang kemudian lengket menjadi karakteristiknya, yaitu (Hogg, 2005):



  • Fokus utamanya terletak pada konten yang diciptakan oleh pengguna (user generated content) dan layanan timbal balik bagi penciptaan, pengelolaan, update, dan sharing secara kolaboratif
  • Platform Web 2.0 juga memiliki ciri prosedur penginian (update) otomatis atas konten yang dimasukkan pengguna dan hal ini menciptakan kondisi informasi dan pengetahuan yang selalu baru, hasil kolaborasi bersama para penggunanya
  • Layanan pembangunan kepercayaan melalui rating, voting, dan sejenisnya, yang membentuk layanan “intelijen” kolektif

Dalam definisi Hogg yang agak filosofis, Web 2.0 adalah “falsafah dalam memaksimalkan pengetahuan bersama dan menambahkan nilai untuk semua pengguna yang berpartisipasi melalui sharing yang terlembaga dan dinamis, serta penciptaan konten oleh pengguna”.



Ponsel Menohok PC


Ponsel-ponsel yang ada di pasar hari ini sudah banyak yang bisa bertingkah bak komputer. Termasuk dalam mengakses Internet. Bahkan dalam beberapa hal, ponsel lebih berdaya untuk menghadirkan Internet di hadapan kita. Beberapa kecenderungan yang bisa dicatat adalah seperti:


Pertama, ponsel dan jaringan yang memasok datanya memungkinkan Internet diakses secara lebih mobile. Tidak peduli ada di tengah kota, dari pinggir hutan di Kalimantan, atau sedang dalam perjalanan darat yang ngebut. Internet hadir di sepanjang sinyal seluler operator menjangkaunya.


Kedua, harga ponsel yang memiliki kapabilitas Internet melalui teknologi GPRS (2,5G), EDGE (2,75G), WCDMA (3G), dan HSDPA (3,5G) makin terjangkau, bahkan lebih murah dari seperangkat komputer. Populasinya di pasar juga jauh melampaui populasi komputer, apalagi komputer yang terkoneksi ke Internet.


Ketiga, layanan data yang diusung operator makin murah ditingkahi dengan kecepatan yang makin tinggi. Dalam soal lebar pita akses malah seluler lebih unggul karena menawarkan lebih banyak pilihan teknologi nirkabel pita lebar berkecepatan tinggi (Broadband Wireless Access, BWA).


Keempat, kemampuan hardware dan software ponsel sudah maju dan memungkinkan “memindahkan” apa yang ada di PC alias komputer ke dalam handset. Peranti lunak tulang punggung Internet seperti browser, e-mail client, instant messaging, hadir di ponsel dengan “perwira”, mengawal seliweran data dan informasi seluas dunia.


Intinya, ponsel lebih luwes dan seksi untuk komunikasi data alias mengakses Internet. Konsekuensinya, ponsel sudah dan juga akan segera secara lebih marak menjadi peranti Web 2.0 yang paling luwes dan seksi. Dalam aras ini, ponsel sekadar menjadi kepanjangan tangan saja dari apa yang berlangsung di Internet. Dengan kemampuan dasar akses Internet, ponsel dibiarkan menjadi peranti teknologi informasi secara apa adanya. Ada aras lain di mana ponsel memainkan peran sentral. Seperti apa perannya?


Bagaimanapun, peranti yang personal seperti ponsel (kenyataannya mendahului sebagai peranti yang lebih personal daripada Personal Computer alias PC) memiliki karakteristik dan khittah sendiri yang berbeda dengan komputer. Apalagi karena jumlahnya yang lebih massif dibanding komputer, sudah selayaknya ponsel justru dikedepankan sebagai peranti untuk membuat layanan social networking dalam platform Web 2.0. Saatnya berpaling ke ponsel yang diintegrasikan dengan layanan-layanan Web 2.0 murni untuknya. Saatnya untuk memiliki sendiri platform Web 2.0 khusus untuk peranti mobile. Orang-orang menyebutnya Mobile Web 2.0 atau Mobile 2.0 saja.


Dalam “My Mobile 2.0 Manifesto”, Fabricio Capobianco, menegaskan beda antara Web 2.0 dan Mobile 2.0. Dalam poin pertama manifesto tersebut dia menyatakan bahwa Mobile 2.0 bukanlah sekadar versi mobile dari Web 2.0. Ini kesalahan yang sering dilakukan pada masa lalu, jangan sampai terulang lagi. WAP gagal karena menggunakan paradigma hypertext (yang membutuhkan mouse dan klik). “Plis deh”, ponsel tidak memiliki mouse. Jadi, lupakan Web. Mari kembangkan aplikasi yang tertanam dalam ponsel, yang aktif begitu ponsel kita hidupkan, yang menyimpan data secara lokal, yang menerima pesan secara push seperti SMS.




VAS 2.0


Selama ini operator seluler selalu dalam pencarian untuk melahirkan konten-konten yang “killer” agar dapat mendulang revenue dari layanan bernilai tambah (Value Added Services, VAS). Dengan tren multimedia dan broadband yang diusung oleh ponsel-ponsel baru, apakah Mobile 2.0 juga akan menjadi VAS yang paling efektif dan bermanfaat bagi pengguna?


Harus dipahami bahwa bibit-bibit jejaring sosial alias social networking melalui ponsel sudah lahir dan digunakan masyarakat saat ini juga. Ketika peranti mobile sekadar berfungsi sebagai kepanjangan tangan Internet (dan Web 2.0) seperti saat ini, sudah banyak pengguna yang mengakses situs-situs Web 2.0 seperti Googlemaps, Flickr, Blogspot, MySpace, Youtube, dan lain-lain, dengan lancar. Artinya, sudah jamak pengguna peranti mobile yang mencicipi Web 2.0. Artinya pula, sudah tak terhitung revenue yang ditangguk dari operator dari lalu-lalang data jejaring sosial itu.


Setelah era Web 2.0, era Mobile 2.0 sejati juga bukannya masih di angan-angan. Setelah mengawali dengan kerjasama dengan layanan-layanan Web 2.0, kini perusahaan besar itu sudah mengumumkan sebuah gagasan besar: Ovi. Ovi yang diambil dari bahasa Finlandia yang berarti “pintu”, adalah sebuah platform layanan Web yang merangkum layanan-layanan Web 2.0 populer seperti MySpace, Flickr, YouTube, LinkedIn, dan Facebook. Semua itu akan ditanamkan pada berbagai handset Nokia Series 60.


Vendor peranti mobile sudah menangkap masa depan dengan potensi peluangnya. Pihak-pihak lain juga pasti sudah berancang-ancang untuk mengeruk emas dari layanan berbasis Web 2.0. Saatnya operator juga berpikir dalam kerangka yang sama, yang jika mengikuti nomenklatur populer mungkin boleh disebut sebagai VAS 2.0.


Dalam VAS 2.0, operator seluler bisa memilih perannya. Apakah akah berdiri sebagai sekadar pipa penyalur traffic konten, apakah memilih sebagai partner dari pihak lain yang sudah menyediakan konten dan layanan jejaring sosial, atau sebagai perintis yang merancang layanan solusi dan menentukan peran pihak lain. Tentu saja peran menjadi tuan rumah dan penggagas VAS 2.0 adalah pilihan yang paling pas untuk operator. Nokia dengan Ovi adalah contoh sebuah perusahaan peranti keras yang memahami ke mana angin bertiup, dan bergegas menyongsong abad komunitas digital dengan menjadi salah satu tuan rumahnya. (Ketika Microsoft mengandalkan Windows alias jendela, Nokia hadir dengan Ovi alias pintu, yang tentu saja lebih lebar dan “lebih legal” untuk dimasuki.)


Menurut perkiraan The Mobile World, pada akhir tahun 2007 ini akan terdapat 3,25 milyar pelanggan seluler di dunia, atau lebih dari separuh jumlah penduduk planet ini. Dibanding posisi akhir tahun 2006, maka rata-rata peningkatan jumlah pelanggan adalah lebih dari 1000 pelanggan per menit! Indonesia sendiri diperkirakan akan memiliki 80 juta pelanggan seluler pada akhir tahun ini.


Orang menyebut generasi muda sekarang ini sebagai Generation C (Community Generation) alias generasi yang “doyan” berkomunitas. Namun agak berbeda dengan cara berkomunitas gaya lama yang mementingkan kehadiran fisik, Generation C mengandalkan peranti-peranti mobile yang memiliki kapabilitas komunikasi. Generasi inilah yang akan menjadi pasar utama VAS 2.0.


Yang perlu diingatkan, agar tidak menimbulkan apriori, adalah bahwa nomenklatur seperti Web 2.0, Mobile 2.0, VAS 2.0, dan sebagainya, sebenarnya adalah sebuah konseptualisasi dari gejala. Kegiatannya sendiri sudah faktual terjadi di sekitar kita secara sporadis. Sekarang, tinggal kita tunggu operator mana yang akan tampil sebagai pelopor yang menangkap peluang sejarah ini dan menyajikan layanan VAS 2.0 kepada pelanggan secara menarik

Regulasi Tiga Nabi, “Posisi Wuenak” Operator, dan Tarif Seluler Murah

Jika dilihat sepintas, sepertinya operator seluler jor-joran menggelontor tarif murah untuk menelepon. Sepertinya mereka merupakan jutawan yang murah hati, mengobral tarif sampai hitungan satu perak, malah ada yang nol alias gratis.

Konsumen di Tanah Air terbuai, mereka anggap biaya menelepon-ria mereka saat ini sudah murah; atau, paling tidak, bisa tinggal pilih operator yang mau memberi harga termurah. Konsumen sepertinya tak sadar bahwa mungkin mereka berhak atas tarif yang lebih murah lagi. Konsumen mungkin juga banyak yang tidak mengerti bagaimana struktur tarif itu diciptakan, apalagi untuk bisa mengintip marjin keuntungan yang diraup dari setiap layanan mereka. Konsumen sudah happy!


Padahal masih ada celah bagi mereka untuk menikmati komunikasi dengan lebih nyaman lagi ketika tarifnya dipermurah oleh sang pemangku layanan. Murah dalam arti yang permanen, dan bukan sekadar tawaran promosi sesaat yang banyak klausul syarat dan ketentuannya. Tak heran jika ada beberapa pengamat, pakar, lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang sudah menggemakan seruan untuk menyelenggarakan telekomunikasi murah dan terjangkau untuk masyarakat. Ada yang bergerak pada tataran implementasi teknologi, ada yang menyoroti praktik kompetisi para operator.



4G Alih-alih 3G


Dalam soal adopsi teknologi yang paling efisien dan murah, dunia telekomunikasi Tanah Air menyimpan sebuah ironi. Ironi tersebut adalah adanya potensi tarif telekomunikasi murah justru datang dari generasi paling canggih dalam industri seluler, yaitu generasi keempat atau sering disebut 4G, namun implementasinya masih tertunda karena menunggu regulasi pemerintah. Sementara lisensi 3G sudah dibagikan kepada operator. Operator yang mendapatkannya pun kemudian segera menjualnya dengan harga layanan yang… mahal! Yang murah dihambat, yang mahal dibiarkan merajalela.


Potensi rendahnya biaya yang harus ditanggung oleh pengguna telepon jika mengaryakan tekonologi mutakhir ini diungkap oleh para pejuang telekomunikasi, terutama oleh Onno W Purbo. Onno aktif mengampanyekan penggunaan Next Generation Network (NGN) yang tergolong dalam teknologi 4G --yang notabene juga sudah mulai dikembangkan oleh operator seluler, yaitu XL-- agar layanan seluler bisa berjalan di atas NGN tersebut.


NGN ini berbasis Internet dengan teknologi IPv6 (Internet Protocol versi 6), menyimpan fitur telepon via internet yang lebih canggih dibanding yang dulu dikenal dengan VoIP (Voice over Internet Protocol). Dulu VoIP hanya mampu melantarkan percakapan antara telepon rumahan (Public-Switched Telephon Network, PSTN) dengan telepon rumahan lainnya, atau bisa juga menggunakan terminal VoIP di komputer yang terjaring dalam Internet. Sekarang, dengan NGN, percakapan dari telepon seluler (ponsel) pun mampu dilewatkan NGN. Karena berbasis Internet, maka percakapan yang dilewatkan NGN ini jatuhnya lebih murah. Kelebihan IPv6 lainnya adalah bisa menyediakan nomor jauh lebih banyak. Sistem keamanan yang lebih baik dari versi sebelumnya, IPv4.


Untuk menghubungkan ponsel dengan jaringan NGN ini, ada dua pilihan utama, yaitu melalui WiFi (standar IEEE 802.11) dan WiMAX (standar IEEE 802.16). Dengan WiFi yang sudah banyak terdapat di berbagai spot di sekitar kita, kecepatan rata-rata bisa mencapai 11Mbps dan maksimum sekitar 54Mbps. Jauh lebih cepat dari teknologi 3G yang ada sekarang ini, yang kecepatan rata-ratanya hanya sekitar 500Kbps.


Ada pula WiMAX (Worldwide Interoperability Mobile Access) yang jika diimplementasikan akan jauh lebih cepat dan lebih murah dibanding teknologi-teknologi komunikasi sebelumnya. Menurut Onno, kecepatan WiMAX maksimum sekitar 54Mbps, dan mampu untuk meng-cover sebuah kota atau Metropolitan Area Network (MAN). Yang terpenting dari teknologi WiMAX yang berstandar IEEE 802.16e ini adalah bahwa perangkatnya dapat dibawa bergerak (mobile) hingga kecepatan 200 km/jam. Dua kelebihan yang sangat membedakan IEEE 802.16 (WiMAX) dengan IEEE 802.11 (WiFi) adalah kemampuan WiMAX untuk membangun jaringan di sebuah kota dan kemampuan WiMAX untuk mobile pada kecepatan tinggi, jauh lebih tinggi daripada 3G. Sebagai catatan tambahan, saat ini dalam keluarga IEEE 802.16m terus dilakukan usaha untuk membuat kecepatan 100Mbps mobile (bergerak) dan 1 Gbps fixed wireless (posisi diam).


Bagaimana dengan investasi untuk teknologi WiMAX ini? Pada tahun 2003-2004, base station WiMAX masih sekitar US$15.000. Namun, sekarang ini base station WiMAX sudah turun hingga harganya mencapai sekitar US$6000-an untuk fixed wireless. Memang untuk mobile wireless mungkin masih agak mahal sedikit.


Sebuah base station WiMAX dapat dengan mudah memberikan layanan pada 256 pelanggan. Jika dibandingkan dengan 3G, maka base station WiMAX ini jauh lebih murah. Jadi intinya, dari sisi investasi teknologi, WiMax jauh lebih murah dari 3G, dan dari sisi performance jauh lebih baik daripada 3G.


Spektrum WiMAX juga lebih ekonomis dibanding 3G. Ongkos per Hertz-nya lebih murah 1000 kali lipat dibanding spektrum 3G. Ini menurut perusahaan riset Maradevis yang melaporkannya dalam “Spectrum Analysis - The Critical Factor in WiMAX versus 3G”.


Itulah mengapa permintaan untuk WiMAX lebih banyak. Lisensi yang diberikan untuk WiMAX berjumlah 1028, sementara untuk 3G hanya 276. Tahun 2006 lalu, Wimax Forum mencatat ada 720 lisensi WiMAX yang diberikan.


Amerika Utara saat ini merupakan wilayah yang paling banyak mengoleksi lisensi WiMAX dengan total 404. Sedangkan Eropa hanya mencatat 256 lisensi, Amerika Latin punya 162, Asia Pasific membukukan 135, dan Timur Tengah dan Afrika masih baru memiliki 71 lisensi.


Bukan hanya dari sisi investasi, namun dari sisi konsumen pun harga telekomunikasi akan menjadi melegakan. Menurut perhitungan Onno, dengan VoIP via WiMAX, maka biaya komunikasi bisa dipangkas banyak-banyak. Jika misalnya sebuah keluarga membayar biaya telepon 300 ribu rupiah sebulan, maka nanti akan bisa menjadi hanya 150 ribu per bulan dengan pemakaian sepuasnya. Bahkan sudah termasuk penggunaan untuk Internet!



Regulasi Tiga Nabi


Bagaimana sikap pemerintah menanggapi isu ini?


“Saya ini kebagian yang nggak enak. Saya tahu bahwa saya bakal dikeroyok peserta seminar dan juga pembicara-pembicara sebelumnya,” ungkap Ismail Ahmad (Kasubdit Internet Access Protocol, Ditjen Postel) ketika mengawali session “Regulation on Wireless Communication : A Goverment Perspective” dalam acara Indonesia Cellular Show (ICS) Forum 2007. Pak Ismail dihadirkan memang untuk memberikan pandangan pemerintah dan pemaparan langkah-langkah regulasi yang akan dikeluarkan menyangkut isu telekomunikasi di masa depan.


Ismail tahu posisinya memang “rawan serangan”. Beliau hadir untuk memberikan keterangan tentang perspektif pemerintah dalam persoalan itu, terutama perijinan WiMAX sebagai teknologi BWA yang murah dan dapat segera diimplementasikan. Ismail harus rela banyak diserang dan ditanya peserta forum dan panelis lainnya, yaitu pakar TI Onno W Purbo, Hermanudin (Indosat M2), Budi Harjono (XL Business Solution), Budi Wahyu Jati (Country Manager Intel Indonesia), dan Amrullah (Airspan Network Indonesia), dengan moderator Moch S. Hendrowijono (mantan wartawan Kompas).


Diskusi ICS Forum 2007 dengan tajuk Indonesia Goes Mobile Broadband ini mengangkat isu akses ke jaringan telekomunikasi tanpa kabel pita lebar (Broadband Wireless Access, BWA) murah yang seharusnya bisa segera dinikmati rakyat namun terganjal oleh belum keluarnya regulasi yang mengatur. Sementara teknologi 3G yang mahal justru digaungkan besar-besaran oleh operator-operator seluler Tanah Air, dan tidak terjangkau oleh sebesar-besarnya rakyat Indonesia.


Dalam pandangan pemerintah, sebagaimana disampaikan oleh Ismail, sebuah regulasi telekomunikasi harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:



  1. Menciptakan situasi persaingan yang adil dalam industri, serta menciptakan layanan telekomunikasi yang terjangkau bagi keseluruhan masyarakat

  2. Menuju ke arah “less regulate” ketika situasi industri sudah mulai mapan di masa datang

  3. Jangkauan layanan merata dan menjangkau seluruh wilayah Indonesia

  4. Merangsang pertumbuhan industri dalam negeri khususnya industri bernilai tambah seperti aplikasi, konten, dan sebagainya

  5. Tidak adanya pembatasan dalam pengeluaran ijin penyelenggaraan kecuali dalam penyelenggaraan yang memerlukan pita frekuensi dalam penyelenggaraannya karena keterbatasan ketersediaan pita frekuensi


Dengan demikian sebenarnya tak ada alasan yang cukup bagi pemerintah untuk menunda implementasi teknologi seperti BWA. Dari semua prinsip di atas, hampir semua prinsip bisa dipenuhi oleh BWA, yaitu:



  1. Karena investasi untuk infrastruktur BWA lebih murah, tarif untuk pelanggan juga diprojeksikan lebih murah

  2. Sifat teknologi BWA (terutama WiMAX) sangat cocok untuk memeratakan layanan ke seluruh wilayah Indonesia

  3. Teknologi WiFi sudah terbukti memicu penemuan-penemuan teknologi praktis, canggih, dan murah oleh anak-anak bangsa, seperti wajanbolic (sebuah antena penerima sinyal WiFi yang terbuat dari wajan dengan biaya perakitan yang murah).


Salah satu masalah yang masih mengganjal tinggallah alokasi frekuensi. Ada banyak frekuensi yang bisa dipakai oleh WiMAX. ITU (International Telecommunication Union) yang menetapkan frekuensi WiMAX di 2,3 GHz; 2,4; 2,5; 3,3; 3,5; 5,2; 5,8 dan 10,5 Giga Hertz (GHz), sementara Depkominfo menetapkan BWA berada di kisaran 300 MHz, 2 GHz, 2,5 GHz, 3,3; 3,5; 5,8 dan 10,5 GHz. Frekuensi 3,5GHz dialokasikan untuk satelit, sehingga BWA di frekuensi ini harus migrasi ke 3,3GHz. Pita 2,3GHz ditetapkan guna kepentingan pengembangan manufaktur nasional. Pita 5,8GHz akan digunakan untuk komunikasi point-to-point yang tidak musti mengantongi ijin sebagai perusahaan telekomunikasi. Sisa frekuensi lainnya itulah yang bisa dialokasikan untuk BWA jenis WiMAX. Namun, mana yang akan diberikan? Belum jelas, sampai saat ini.


Tak salah jika ada kesan bahwa regulasi untuk calon layanan yang seksi ini diulur karena tekanan operator yang belum lama menghabiskan dompet untuk membeli lisensi dan menggelar layanan 3G. Layanan 3G ini belum berhasil menggembungkan pundi-pundi para operator yang kempes karena investasi, apalagi prospeknya juga tak cerah-cerah amat.


“Mari kita semua doakan semoga persoalan regulasi ini segera tuntas, apalagi sekarang ada di tangan nabi-nabi. Semoga cepat diperoleh jalan keluar,” ajak Ismail. Kok nabi-nabi? Ya, para pejabat yang bertanggung jawab atas persoalan ini adalah para “nabi”, setidaknya figur yang memiliki nama-nama nabi. Mulai dari “Nabi” Nuh (Muhamad Nuh, Menkominfo), “Nabi” Yusuf (Yusuf Iskandar, Dirjen Postel), dan “Nabi” Ismail (Kasubdit Internet Access Protocol).


Serangan paling tajam, seperti biasa, datang dari pakar dan pejuang telekomunikasi yang pro-rakyat, Dr Onno W Purbo. Antara lain, Onno mengajukan argumen bahwa dengan membebaskan regulasi maka penggunaan secara massal akan mendorong pasar dan buntutnya membuat semua produk yang berkaitan menjadi murah. Ini diajukan karena argumen Ismail tentang kandungan asing yang besar dalam produk-produk teknologi tinggi yang digunakan untuk BWA. Menurut Ismail, praktik seperti ini akan merugikan karena menyedot devisa.



Kartel dan EBITDA


Sisi lain yang bisa disoroti menyangkut telekomunikasi murah adalah peranan struktur bisnis dalam melanggengkan tarif tinggi dan menihilkan kompetisi sejati. Ketika operator sedang dalam situasi PW alias “posisi wuenak” alias menikmati “comfort zone” sebagai pendulang rupiah dari “angsa bertelur emas” boom seluler, siapa pula yang mau melepaskan hewan pembawa rejeki ini? Apalagi struktur bisnis mereka memungkinkan untuk itu seperti akan diuraikan berikut ini.


Belakangan ini muncul isu cross ownership pada saham-saham Indosat dan Telkomsel. Fadhil Hasan, Direktur Utama PT Indef Eramadani (Indef), menduga posisi cross ownership dan dominasi Temasek (sebuah perusahaan holding dari Singapura) dalam industri telepon seluler di Tanah Air menjadi salah satu penyebab tak berlangsungnya kompetisi yang sejati. “Adanya cross ownership mempermudah terjadinya pertukaran informasi mengenai strategi bisnis dan pemasaran, termasuk strategi penentuan harga. Ini akan mendorong terjadinya perilaku oligopoli, kartel, dan cross subsidy,” jelasnya. Ia menambahkan, operator selalu berdalih tingginya tarif yang mereka terapkan adalah untuk menutup biaya infrastruktur, terutama untuk memperluas jaringan.


Saham Singapore Telecommunication Limited (Singtel) di Telkomsel adalah sebesar 35% dan saham Temasek melalui Singapore Technologies Telemedia (STT) yang membeli melalui ICL (Indonesia Communication Limited, sebuah perusahaan yang didirikan khusus untuk membeli saham Telkomsel) di Indosat adalah sebesar 41 %. Sampai sekarang belum ada tindakan atau sanksi terhadap kepemilikan silang yang berpotensi melanggar UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Artinya praktik itu tetap legal karena memang memenuhi persyaratan kuantitatif yang disuratkan undang-undang. Namun kenyataan kepemilikan silang saham, meski bukan majoritas, adalah fakta, dan hambatan untuk bersaing secara sejati memunyai keniscayaan yang sangat tinggi.


Persaingan semu juga bisa diakibatkan oleh kesepakatan bersama yang secara tidak sengaja terbentuk oleh “kesamaan nasib baik” dalam menikmati keuntungan maksimal dari industri ini. Selama mereka menangguk untung yang besar dalam pasar ini, mengapa harus bunuh diri dengan menurunkan marjin keuntungan? Masing-masing operator menyepakati “hukum” ini, entah secara dalam hati masing-masing, melalui pembicaraan diam-diam, atau malah dengan kesepakaan tertulis. Inilah yang namanya kartel.


Menurut Dr. Nuzul Achjar dari LPEM-UI, tarif di Indonesia belum kompetitif akibat tidak adanya persaingan yang efektif di industri seluler. Salah satu indikasi bahwa persaingan di Indonesia belum berjalan efektif bisa dilihat dari EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) operator yang tinggi. “Profit yang tinggi mengindikasikan performance pasar yang buruk,” ujarnya.


EBITDA yang tinggi bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya: efisiensi yang tinggi atau karena kekuatan pasar (market power) yang dimiliki. Dari hasil kajian akademis Institute for Development of Economics and Finance (Indef), EBITDA yang tinggi di industri selular bukan karena faktor efisiensi yang tinggi, melainkan akibat kekuatan pasar yang dimiliki oleh perusahaan dalam menetapkan harga, yaitu karena praktik yang menjurus kartel tersebut. (Warta Ekonomi, 7 Agustus 2007)


Jika praktik kartel tidak membelit, maka banyak pengamat yakin, tarif seluler akan bisa dipermurah. Ina Priminia, Kepala Economic Faculty Management Laboratory (LMFE), Universitas Padjajaran, melihat EBITDA yang lebih dari 60% masih mungkin dipangkas untuk memberikan tarif murah.


Menurut penelitian LMFE, Telkomsel meraih pendapatan 20 triliun rupiah pada tahun 2006 dengan EBITDA sebesar 60-75%. Sedang Indosat meraup pendapatan sebesar Rp 8,87 triliun, dengan EBITDA sebesar Rp 5 triliun. Di tempat ketiga Exelcomindo (XL) meraih revenue Rp 3,33 triliun dengan EBITDA Rp 1,87 triliun.


Praktik penurunan marjin keuntungan sudah dilakukan sepanjang 2002-2007. Menurut Ina, pemangkasan paling banyak dilakukan oleh XL dan terkecil oleh Telkomsel. Dalam hal panggilan keluar jaringan, XL memangkas 20,59% sepanjang 2002-2007. Sedang pada kurun yang sama Indosat memangkas 8,56% dan Telkomsel 2,52% (The Jakarta Post, 24/09/07).


Praktik kartel juga kentara pada penetapan tarif SMS yang rata-rata sekitar Rp 300 per kirim. Padahal terbukti bahwa biaya dasarnya hanya Rp 74 per SMS. Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), Heru Sutadi, menilai praktik kartel menyebabkan tarif SMS di Indonesia tidak kunjung turun. "Bila operator menerapkan Rp300 per SMS, terjadi peningkatan hingga 400% dari biaya produksi," ujarnya (Bisnis Indonesia, 15/06/07).



Prospek Tarif Murah


Bahwa tarif sudah turun dalam beberapa tahun ini, adalah kenyataan yang sekaligus menunjukkan bahwa keuntungan operator bisa diturunkan, jika memang berkehendak. Namun adalah juga kenyataan bahwa marjin EBITDA masih sangat tinggi dibanding operator seluler di negara lain. JP Morgan mengungkapkan bahwa EBITDA seluler di Indonesia adalah termasuk yang tertinggi di Asia Pasifik pada tahun 2006.


Masalahnya kembali kepada comfort zone alias penyakit “PW” yang diidap para operator. “Wong begini saja udah enak kok mau macem-macem,” begitulah mungkin mereka punya pikir. Artinya, mengharap mereka membuat layanannya jadi enteng di kantong konsumen secara sejati dan permanen adalah seperti menggantang asap. Jika mengikuti pola yang lalu dalam memangkas tarif, maka untuk mendapat pengurangan tarif sebanyak 20,59% saja kita harus menunggu tahun 2012!


Dalam hal ini patut diacungi jempol upaya XL sebagai operator seluler yang memiliki komitmen dan berani untuk menyelenggarakan layanan NGN dan memamerkannya di CommunicAsia 2007 di Singapura. Namun karena implementasi komersialnya juga menunggu regulasi, maka kita belum bisa tahu apakah tarifnya merakyat atau tidak. Yang jelas sasaran pasarnya adalah kalangan korporasi yang notabene umumnya memiliki segmen tarif tersendiri yang lebih tinggi dibanding untuk segmen ritel.


Harapan tinggal ditumpukan kepada regulator, dalam hal ini pemerintah, dengan kewenangan regulasinya. Seperti dua kasus yang dibahas di atas –WiMAX dan kartel— maka adalah menjadi tugas regulator untuk memilihkan teknologi yang lebih murah dan merata bagi seluruh masyarakat. Adalah menjadi tugas regulator untuk menciptakan kompetisi yang sehat antar-operator sehingga menghasilkan tarif yang kompetitif bagi pelanggan.


Menurut Nicholas Economides (2005), telekomunikasi merupakan suatu sektor yang memenuhi kriteria-kriteria pokok untuk diregulasi, yaitu:



  1. Ketika jelas bahwa layanan-layanan yang kompetitif tidak bisa dicapai oleh kekuatan-kekuatan pasar, terutama jika masih terdapat praktik monopolistik dan oligopolistik di sektor telekomunikasi

  2. Ketika penyimpangan dari efisiensi ekonomi dianggap diperlukan secara sosial, yaitu untuk memberikan pelayanan telekomunikasi kepada masyarakat yang membutuhkan tapi tidak memunyai daya beli yang kuat

  3. Ketika apa yang disebut “benefit” memiliki makna yang sangat jauh berbeda bagi masyarakat dan pribadi, regulasi menjadi jalan tengah untuk menentukan mana yang baik untuk keduanya

  4. Untuk memungkinkan koordinasi dalam standar teknis atau keseimbangan pasar


Namun Economides juga memahami kelemahan-kelemahan yang diidap regulator untuk menjalankan tugas-tugas regulasi tersebut. Beberapa di antaranya adalah:



  1. Regulator umumnya lemah dalam mengikuti perkembangan teknologi paling mutakhir

  2. Regulasi yang dibuat sering ditanggapi oleh perusahaan telekomunikasi dengan membuat “barrier to entry” untuk mempertahankan marjin keuntungan mereka

  3. Produk regulasi biasanya dihasilkan secara lamban, tidak praktis, birokratis, dan dalam banyak hal, dipengaruhi secara politis

  4. Sering menjadi ajang untuk kegiatan politik pencarian rente (rent-seeking) oleh kelompok-kelompok tertentu


Dengan gambaran tentang regulasi di sektor telekomunikasi tersebut, maka kita bisa melihat di mana posisi regulator kita saat ini dalam menjalankan fungsi utamanya sebagai penjamin terselenggaranya kompetisi yang sehat dan sejati. Masih jauh panggang dari api.


Yang paling membuat jengkel adalah ketika kita banyak mendengar dan menjadi saksi bagaimana regulasi-regulasi di negara-negara lain dibabat dan diperbarui untuk dapat menyelenggarakan telekomunikasi yang paling efisien dan kompetitif untuk pelanggan dan bangsa umumnya. Korea mengadopsi WiBro (teknologi WIMAX dengan mobilitas yang mereka kembangkan sendiri) dan mengintrodusir peraturan-peraturan baru untuk merangsang konvergensi layanan-layanan telekomunikasi, serta melonggarkan peraturan untuk memungkinkan turunnya tarif dan beragamnya layanan. Sementara itu Thailand malah mengundang Kang Onno untuk memberi briefing agar negara tersebut segera bisa menyongsong fajar 4G.


Derajat inertia alias kelembaman regulator atas kebutuhan masyarakat terasa makin tinggi saja, justru ketika dibutuhkan gerakan cepat untuk mengejar ketinggalan kereta teknologi telekomunikasi dan informasi global. Taruhlah mereka memang tidak secara sengaja ingin berpihak kepada industri dibanding kepada masyarakat, namun ketidakmauan bergerak atau kelambanan saja dalam hal ini sudah bisa disebut keberpihakan.


Masyarakat yang sudah makin tergantung pada komunikasi menjadikan sektor ini sebagai kebutuhan pokok sehari-hari. Ketika biaya kebutuhan pokok lainnya membubung tinggi, tolong ongkos untuk menebus bahan pokok kesepuluh (baca: telekomunikasi) ini disesuaikan dengan kemampuan masyarakat melalui terobosan regulasi. Tolong.

Saatnya anda Go - Blog sekarang Juga

Nah sahabat-sahabat ternyata benar apa kata Mas Agus Heri Prasetyo seorang Blogger ternama di Indonesia saat menyampaikan materinya di Webschool Islamiyah Sayang bahwa ternyata Meng-edit itu Sangat Menyenangkan, kagak percaya....... coba aja.

Dulu saya sangat gak ngerti, BT,pusing dan bingung lihat Script/HTML tapi setelah saya belajar banyak dengan Blogger Agus ternyata menyenangkan juga ngedit Script tehnya..... Bahkan sekarang saya banyak belajar membuat dan mengedit Script, adanya ya di Blogger....

Bagi kawan-kawan yang ingin belajar banyak bagaimana membuat Blogger ..ikuti pelatihannya, untuk informasinya bisa masuk ke alamat http://asepmuhsin.blogspot.com atau hubungi aja orangnya ke 08156309231 (mahasiswa D3 TKJ Vedca Cianjur)
Nah....Makanya dalam kesempatan ini saya mengajak sahabat-sahabat untuk belajar banyak dengan Mas Agus Heri Prasetyo secara Online, untuk itu saya tampilkan materi-materi yang dibutuhkan untuk menciptakan Blog dan Friendster kamu jadi OK Punya.....dan saya sudah link-kan materinya dengan Blognya....

Sebelum Lihat Materinya sebaiknya anda harus punya e-mail dulu sok daftar Gmail atawa Yahoo Klik Aja deh.
Kalau sudah silahkan masuk untuk daftar jadi Blogger dalam 3 langkah anda sudah bisa langsung posting ke Web anda Klik Disini untuk masuk Blogger. Nah sekarang sok......ngawitan perindah deh tuh Blog kamu....selamat Ber-Edit Ria



Diklat Weblogs Bersama Edittag



Recent Readers